Senin, 07 Februari 2011

Keterangan Khotbah 06 Februari 2011

Ev. Matius 8:5-13 Ep. Roma 1:14-17


Pendahuluan

Persoalan itu selalu datang pada manusia tanpa memandang usia dan status sosial, baik itu orang kaya, miskin, orang yang tinggal di kota atau di desa, berpangkat tinggi atau yang buta huruf pun, tak luput dari permasalahan. Berbagai usaha dilakukan oleh manusia untuk mencegah dan menanggulanginya, tetap fakta membuktikan bahwa manusia tidak punya daya untuk lari dan menolak masalah yang ada. Oleh karena itu, manusia sangat membutuhkan jalan yang tepat untuk dapat keluar dari persoalan yang membelitnya. Satu satunya jalan dan Pribadi yang dapat memberikan pertolongan sesuai yang kita harapkan adalah datang kepada Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus.

Seperti firman kita minggu ini, seorang perwira Kapernaum juga mengalami persoalan dan dia telah menemukan jalan keluar dari persoalannya saat dia bertemu dengan Yesus. Perwira ini datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta pertolongan bagi hambanya yang sedang sakit. Tuhan Yesus tergerak hatinya untuk menolong perwira itu, padahal perwira itu tidak mengenal-Nya dan tidak percaya padanya.

Situasi Surat

Dalam bacaan kita minggu ini, Matius mencatat tiga peristiwa mukjizat yang Yesus lakukan. Maksud Matius bukan ingin memaparkan sikap orang terhadap mukjizat melainkan memaparkan siapakah Yesus melalui sikap-Nya terhadap masalah orang dan melalui tindakan-Nya membuat mukjizat. Masalah pertama yang Yesus selesaikan adalah penyakit kusta (ayat 1-4). Dalam hukum Musa, menderita kusta berarti terkucil dari masyarakat sebab hal tersebut diartikan kutukan Allah. Ucapan Yesus terhadap permohonan si kusta memperlihatkan sikap-Nya terhadap masalah terkutuk dan terkucil. Yesus mau orang itu bebas dari keadaan terkutuk dan terkucil. Itu sebabnya, Ia tidak saja menyembuhkan, tetapi mengirim orang itu menjumpai para imam.
Penyembuhan budak perwira di Kapernaum sekaligus menekankan dua hal (ayat 5-13). Yesus menginginkan orang memiliki iman penuh kepada Dia sebab Dia memang yang berdaulat untuk memerintah atau menuntut orang beriman mutlak kepada-Nya. Sayang orang Israel yang seharusnya memiliki iman malah dipermalukan oleh seorang kafir (ayat 10). Penyembuhan ibu mertua Petrus dan banyak lagi masalah lainnya kembali menekankan kedaulatan Yesus atas kekuatan-kekuatan yang merusak hidup manusia (ayat 16). Maksud dari semua perbuatan mukjizat itu adalah memperagakan bahwa Yesus sungguh adalah Dia "yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita" (ayat 17). Mukjizat adalah tanda yang membuat orang melihat kedudukan Yesus seharusnya dalam hidup dan atas dunia ini.

Keterangan Nas

Siapakah Perwira Romawi tersebut? Perwira-perwira (Centurions) adalah tulang punggung paling penting dalam ketentaraan Romawi. Pasukan Legiun elite Romawi pada masa itu ada 6000 orang, dan dibagi dalam 60 century, dan dibagi dalam 60 century, dan setiap century berjumlah 100 orang yang dikomandani oleh seorang Perwira (centruion). Kekuatan seluruh tentara Romawi terletak pada pasukan elite ini, terlebih pada para perwira tersebut. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa perwira yang datang kepada Yesus adalah seorang perwira yang sangat dihormati di dalam pasukan Romawi.

Siapakah yang sakit? Seorang budak dari perwira tersebut. Bagi orang Romawi, budak adalah lapisan yang paling rendah yang hampir tidak mempunyai arti. Kalau mereka sakit atau menderita tidak akan ada yang perduli. Seorang budak dianggap hanya sebagai alat kerja yang hidup, yang sama nilainya seperti kuda yang menarik pedati, atau lembu yang membajak. Karena itu seorang budak tidak mempunyai hak, karena seorang tuan berhak atas hidupnya dan bebas melakukan apapun atas dia.

Karena itu, menjadi aneh bagi kawan sebangsanya (orang romawi lainnya) dan juga orang Yahudi tindakan dari sang perwira tersebut terhadap budaknya, yang lain dari kebiasaan mereka terhadap budaknya. Dan sikap Yesus terhadap perwira yang tidak mengenal dan percaya kepada-Nya ini, bukanlah berdasarkan latar belakang keturunan, orang percaya atai tidak percaya, melainkan Yesus melihat ke dalam hati perwira tersebut.

Apa yang dilihat Yesus ke dalam hati si perwira tersebut, dan bagaimana ia menunjukkan kepercayaannya kepada Yesus, dia berkata kepada para murid-Nya:"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel”. Sebagai bangsa yang telah secara khusus di pilih Allah untuk menjadi saluran berkat bagi semua bangsa, seharusnya bangsa Isarel dapat menerima Yesus sebagai Mesias yang telah lama dijanjikan. Namun kenyataannya bangsa tersebut tidak dapat menerima Yesus sebagai juruselamat. Sebaliknya, bangsa lain dapat menunjukkan kepercayaannya kepada Yesus Kristus.

Pokok-pokok Khotbah

Ada beberapa hal yang dapat kita contoh dari perwira Kapernaum ini, sehingga dia beroleh pertolongan dari Tuhan.
1. Perwira ini memiliki kasih dan hati yang penuh dengan belas kasihan, hatinya tersentuh melihat hambanya “…terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” (Matius 8:6). Di zaman sekarang ini jarang ada tuan yang mau memperhatikan hamba/bawahannya seperti itu, malah banyak yang bertindak sebaliknya: semena-mena, kasar, memandang rendah dan tidak punya belas kasihan. Setiap bulannya kita selalu mendengar berita yang menyedihkan tentang nasib para pekerja kita yang bekerja di luar negeri. Ada yang mengalami penyiksaan fisik maupun mental, bahkan tak sedikit yang pulang ke tanah air dengan kondisi telah meninggal dunia. Padahal raja Salomo dalam amsalnya menulis, “Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasih kepada orang yang menderita.” (Amsal 14:21).
2. Perwira itu memiliki kerendahan hati. Ini terlihat jelas dari apa yang dia katakan ketika Yesus hendak berkunjung ke rumahnya untuk menyembuhkan hambanya itu, “Tuhan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku...” (Matius 8:8). Sebagai seorang perwira, setiap perintah yang ia berikan kepada anak buahnya akan dilaksnakan tanpa banyak pertanyaan. Tetapi kepada Yesus, ia mampu merendahkan dirinya. Ia tidak memakai jabatannya ketika berhadapan dengan Yesus. Apa yang dimiliki dalam hidupnya, tidak disombongkon dihadapan Tuhan. banyak orang ayang telah memiliki jabatan ataupun harta yang banyak menjadi tinggi hati dihadapan manusia bahkan dihadapan Allah, menganggap semua yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri. Semua itu adalah dari Tuhan, milik Tuhan. tidak ada yang perlu disombongkan dihadapanNya.
3. Perwira itu memiliki iman yang besar. Cukup dengan kata-kata dari Tuhan Yesus saja, dia yakin hambanya pasti disembuhkan! Dia berkata kepada Yesus:”katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh (Matius 8:8). Perwira ini mungkin telah banyak mendengar berita tentang segala perbuatan ajaib/mujizat yang telah dilakukan Yesus di tengah-tengah orang Israel, dan dia percaya. Rasul Paulus menekankan bahwa:”...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Perwira tersebut hanya mendengar, namun belum pernah bertemu Yesus Kristus. Tetapi dia percaya bahwa Yesus dapat menolong. Banyak orang Kristen yang telah mendengar, mengenal Yesus, namun belum sepenuhnya percaya kepada-Nya. Sehingga, ketika ada persoalan yang datang dalam hidupnya, bukan Yesus yang menjadi tempat pertama meminta pertolongan melainkan hal lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar